Minggu, 23 Oktober 2011

artikel PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

 

Membahas olahraga di pendidikan tidak lepas dari pendidikan jasmani dan kesehatan yang digunakan di Indonesia. Ada yang berpendapat bahwa olahraga dan pendidikan jasmani merupakan dua istilah yang mempunyai satu pengertian yang sama, apabila ada perbedaan hanya pada intensitasnya. Pendapat lain mengatakan berbeda

Menurut UNESCO lewat ICSPE Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani, dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak
Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan aktivitas fisik dan dapat berupa permainan. Tujuannya tidak sama akan tetapi dalam bagian tertentu menunjukan kaitan satu sama lain   

Berdasarkan  dokumen yang resmi, Pendidikan Jasmani (physical education) digunakan untuk kalangan pendidikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan Olahraga (Sport) untuk kegiatan di luar pendidikan yang berorientasi pada peningkatan prestasi melalui pertandingan dan perlombaan

Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga


Pendidikan Jasmani
Olahraga

n           Child Centered

n           Pribadi anak seluruhnya

n           Entry Behavior

n           Pengaturan disesuaikan

n           Gerak kehidupan sehari-hari

n           Perhatian ekstra pada anak lamban

n           Tidak mesti bertanding

n           Wajib

n           Subject centered

n           Kinerja motorik

n           Talent Scouting

n           Aturan Baku

n           Gerak fungsional cabang

n           Ditinggalkan

n           Selalu bertanding

n           Bebas



Untuk dapat membahas tentang pengertian olahraga dan pendidikan jasmani perlu ditelusuri tentang kapan istilah olahraga dan pendidikan jasmani dipakai di Indonesia.

Beberapa istilah yang pernah digunakan dalam pendidikan jasmani di sekolah

n    Gerak Badan tahun 1945 –1950

n    Pendidikan Jasmani Tahun 1950 – 1961

n    Olahraga Tahun 1962 – 1967

n    Pendidikan Olahraga dan Kesehatan  Tahun 1967 – 1982

n    Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 1982 -  2003

n    Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 2003- sekarang

Era Gerak Badan 1945 –1950

Digunakannya istilah Gerak badan adalah untuk menyatakan bahwa pelakunya menggerak-gerakan badan berarti tidak diam.

Gerak Badan sudah masuk dalam bagian pendidikan yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan materi pelajaran atletik, senam dan latihan militer. Pada pelaksanaannya anak laki-laki dan perempuan di pisahkan dan perlu adanya nasihat dokter (Harsono 1990; Subroto 1989)

Diberikan di sekolah dengan maksud sebagai kompensasi atau untuk mengimbangi kegiatan anak didik yang harus duduk dengan sikap kaku terus menerus ketika mendengarkan penjelasan guru untuk semua mata pelajaran yang disajikan di dalam kelas.

Era Pendidkan Jasmani (1950 – 1961)

Didasari oleh Undang-undang No. 4/1950, kemudian menjadi Undang-undang Nomor 12/1954 yang sebagian isinya berbunyi;  Bangsa Indonesia sehat dan kuat lahir bathin. Oleh karena itu pendidikan jasmani berkewajiban juga memajukan dan memelihara kesehatan badan terutama dalam arti proventif dan juga secara correctief.

Untuk mengawasi jalannya pendidikan jasmani pemerintah membentuk Infeksi Pendidikan Jasmani (IPJ) dan untuk memenuhi kebutuhan guru didirikan Sekolah Guru Pendidikan Jasmani (SGPD), Akademi Pendidikan Jasmani (APD), Kursus B-I, B-2.

Era Olahraga Tahun 1962 – 1967

Istilah Olahraga secara resmi digunakan sejak tahun 1963 yang dengan segera digunakan merata di seluruh lapisan masyarakat hanya kalangan Angkatan Bersenjata yang tetap memakai Pendidikan Jasmani.

Pada era Olahraga ini Sekolah Guru Pendidikan Jasmani (SGPD) digantikan dengan nama Sekolah Menengah Olahraga Atas (SMOA), Akademi Pendidikan Jasmani diganti dengan Sekolah Tinggi Olahraga (STO)

Era Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Tahun 1967 – 1982

Pada era ini Sekolah Menengah Olahraga Atas (SMOA) diganti dengan SGO (Sekolah Guru Olahraga), dan Sekolah Tinggi Olahraga(STO) menjadi Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan (FKIK) dan akhirnya diganti lagi menjadi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) di bawah naungan IKIP 

Pelaksanaan pendidikan olahraga dan kesehatan di sekolah pada umumnya hanya mengajarkan kemampuan gerak dan keterampilan dasar kegiatan olahraga yang kemudian dikembangkan oleh setiap individu atau anak didik. Kemampuan dan keterampilan tersebut mengarah prestasi optimal. Namun kenyataannya siswa kurang mantap melakukan latihan karena beberapa faktor seperti ; kurangnya sarana olahraga di sekolah, Jumlah jam pelajaran setiap minggu hanya 2 jam pelajaran (2 x 45 menit), kurangnya guru olahraga di sekolah dasar

Era Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (1982 - sekarang)

Dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI no. 0413/U/1987 tanggal 4 Juli 1987 dinyatakan adanya perubahan dari istilah pendidikan olahraga dan kesehatan menjadi pendidikan jasmani.

Dalam surat keputusan tersebut di atas dijelaskan pula tujuan dari pendidikan jasmani yaitu ; Mengembangkan individu atau anak didik secara organis, , Neuromuskuler, Intelektual serta Emosional

1. Pengembangan Individu secara organis (mahluk Hidup)

Yaitu pengembangan fisiologis anak didik sebagai hasil mengikuti kegiatan pendidikan jasmani secara teratur, tertib, dan terprogram. Melalui kegiatan tersebut organ tubuh yang merupakan mesin kehidupan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebagai contoh : Jantung, paru-paru, ginjal serta kelenjar keringat dapat berfungsi dengan baik dalam memperlancar peredaran darah serta mengangkut sisa-sisa pembakaran dari sel-sel otot ke alat ekskresi

2. Pengembangan Individu secara Neuromuskuler

Anak didik yang mengikuti kegiatan pendidikan jasmani secara teratur di sekolah akan mengalami pertumbuhan fisik yang berkaitan dengan posturnya sehingga otot-ototnya menjadi kuat dan besar, kecepatan reaksi dan koordinasi gerak anak didik menjadi semakin baik, cepat dan tepat sesuai dengan yang kehendanya. Setiap gerak yang dilakukan menjadi efisien dan efektif tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Sistem Neuromuskuler anak didik tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan usianya.

3. Pengembangan Individu Secara Intelektual

Kegiatan pendidikan jasmani, secara langsung atau tidak langsung, ikut mengembangkan daya intelektual atau kemampuan berpikir anak didik. Dalam kegiatan olahraga permainan misalnya, untuk maengalahkan lawan bermain perlu taktik/siasat.

4. Pengembangan Individu secara Emosional

Dalam kegiatan olahraga yang diprogram dalam pelajaran pendidikan jasmani emosi perlu mendapat perhatian yang besar. Bila upaya pengendalian emosi kurang baik, timbulah perkelahian antar pemain. Demikian juga jika tim menderita kekalahan, pemain akan larut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Akan tetapi, bila emosi dapat dikendalikan, mereka akan segera kembali berlatih untuk memperbaiki kekurangan. Emosi dapat terungkap dalam bentuk kegembiraan, kesedihan, atau kemarahan.

KEPUSTAKAAN

1.     Ateng Abdulkadir  (1993), Azas dan Landasan Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
2.     Drs. Aip Syarifudin, M.Pd. dkk (2000), Azas dan Falsafah Penjaskes, Jakarta, Universitas Terbuka
3.      Dr. Hj. Tisnowati Tamat, Drs. Moekarto Mirman, M, Ed (1998). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta,  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


http://www.sman4bdg.sch.id/html/index.php?id=artikel&kode=62

1 komentar: